Minggu, 12 Oktober 2014

Sekilas tentang pajak

Pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan undang-undang sehingga dapat dipaksakan dengan tiada mendapat balas jasa secara langsung. Pajak dipungut penguasa berdasarkan norma-norma hukum untuk menutup biaya produksi barang-barang dan jasa kolektif untuk mencapai kesejahteraan umum.
·         Jenis-jenis Pajak

Jenis jenis pajak menurut direktorat jendaral pajak indonesia :
1.      pajak pph atau pajak pengahsilan
2.      pajak bumi dan banguana atau PBB 
3.      BM atau bea materai \
4.      pajak pertambahan nilai atau  PPN dan pajak atas penjualan barang mewah atau  PPNBM
5.      Bea perolehan hak tanah atau bangunan atau BPHTB

jenis jenis pajak dibedakan menjadi 3 bagian yaitu :
1.      berdasarkan pihak yang menanggung dibagi menjadi 2 adalah pajak langsung dan juga pajak tidak langsung 
2.      berdasarkan pihak yang memungut pajak dibagi menjadi dua yaitu pajak negara dan juga pajak daerah
3.      berdasarakan sifatnya dibagi menjadi dua yaitu pajak obyektif dan juga pajak subyektif 
Jenis pajak berdasarkan pihak yang menanggung: 
1.      Pajak Langsung adalah pajak yang pembayarannya dimana harus ditanggung sendiri oleh wajib pajak dan tidak dapat atau tidak bisa dialihkan kepada pihak lain.
Contoh pajak langsung adalah  : PPh, PBB.
2.      Pajak Tidak Langsung, adalah pajak yang     pembayarannya dapat dialihkan kepada pihak lain.
Contoh : Pajak Penjualan, PPN/.pajak pertambahan nilai , PPn-BM/pajak penjualan atas barang mewah , BeaMaterai(BM) dan Cukai. 

Jenis pajak berdasarkan pihak yang memungut: 
1.      Pajak Negara , adalah pajak yang dipungut oleh pemerintah pusat. Pajak pusat merupakan sumber penerimaan negara indonesia .
Contoh : PPh/pejak penghasilan ,PPN/pajak pertambahan nilai , PPn dan Bea Materai/ pajakpenjualan atas barang mewah  .  
2.      Pajak Daerah, adalah pajak yang dipungut oleh pemerintah daerah. 
Pajak daerah merupakan salah satu sumber     penerimaan pemerintahan daerah. 
Contoh : Pajak tontonan, pajak reklame, PKB (Pajak  Kendaraan Bermotor/PKB) PBB/pajak bumi dan bangunan,Iuran kebersihan,, Retribusi parkir, Retribusi  galian pasir dan lainya .
Jenis pajak berdasarkan sifatnya
a.       Pajak Subjektif, adalah pajak yang memperhatikan kondisi  keadaan sang wajib pajak itu sendiri . Dalam ini penentuan dalam besarnya pajak harus ada alasan objektif yang berhubungan erat dalam kemampuan membayar wajib pajak/sipembayar pajak.
Contoh : PPh/pajak pengahsilan .
b.      Pajak Objektif, adalah pajak yang dinilai  berdasarkan  objektifitasnya dan tanpa diperhatikanya  keadaan diri sang wajib pajak. Contoh : PPN/pajak pertmabahan nilai , PBB/pajak bumi dan bangunan , PPn-BM/pajak atas penjualan barang mewah.

Neraca Lajur

Berikut ini kita akan coba untuk membahas tetang Contoh Neraca Lajur Perusahaan Dagang. Neraca Lajur atau worksheet adalah lembar kerja laporan keuangan setelah proses jurnal penyesuaian. Namun sekali lagi saya sampaikan bahwa tak akan bisa kita menunjukkan tentang lembar kerja atau neraca lajur tanpa adanya contoh yang di gunakan.
Dalam posting yang lalu tetang penyelesaian Jurnal penyesuaian perusahaan dagang, kita telah bahas adalah lanjutan dari proses pencatatan siklus akuntansi dari Usaha Pak Jono yaitu Mitra Mart. Di peroleh informasi sebagai berikut :
  1. Neraca saldo / percobaan dalam posisi : Baca artikel Neraca Saldo / Percobaan Perusahaan Dagang
  2. Kemudian untuk selanjutnya adalah hasil dari penyesuaian mitra mart dalam posisi : Baca artikel : Penyelesaian Jurnal Penyesuaian Perusahaan Dagang.
Dalam kondisi ini posisi yang kita lakukan adalah hanya melakukan imput data dari kedua artikel tersebut sehingga menjadi laporan keuangan Neraca dan Rugi Laba.

Jurnal Penutup

Setelah menyelesaikan Laporan Keuangan untuk mitra mart, Proses selanjutnya adalah melakukan penutupan atas beberapa akun / perkiraan. Tujuannya adalah mengembalikan menjadi saldo kosong untuk akun yang mempengaruhi Laporan Rugi Laba.
Tapi perlu untuk kita melihat dulu artikel sebelumnya tentang Laporan Keuangan Neraca, Rugi Laba dan Perubahan Modal Perusahaan Dagang
Pada artikel tersebut terlihat Laporan Perubahan modal. Yang kita lakukan hanya melakukan pengosongan (Pembalikan) terhadap akun dalam laporan tersebut.

Jurnal Khusus

Kesempatan kali ini kita akan mencoba untuk menyelesaikan soal dari Mitra Mart dengan Menggunakan Jurnal Khusus Perusahaan Dagang. Sebenarnya penggunaan jurnal khusus cukup mudah dan menurut saya malahan lebih praktis.
Penggunaan jurnal khusus memang di tujukan untuk melakukan penjurnalan secara praktis. Selain itu juga dimaksudkan untuk mempersingkat imput data kedalam buku besar.
Berikut ini adalah hasil penggunaan jurnal khusus terhadap transaksi perusahaan dagang mitra mart (Contoh Soal Akuntansi Perusahaan Dagang).

Jurnal umum

Contoh Soal Jurnal Umum.  Sebelum kita membuat Jurnal umum, kita coba untuk terlebih dahulu mengetahui definisi dari Jurnal Umum. Pengertian Jurnal Umum adalahJurnal (dalam bahasa Inggris Journal) adalah catatan akuntansi permanen yang pertama (book of original entry), yang digunakan untuk mencatat transaksi keuangan perusahaan secara kronologis dengan menyebutkan akun yang di Debet maupun yang di Kredit (Wikipedia).
Dari pengertian tersebut di ketahui bahwa prses siklus akuntansi dimulai pada pase Jurnal Umum ini. Jurnal umum juga biasa di kenal dengan istilah catatan harian berupa formulir yang berisi catatan aktifitas keuangan harian suatu perusahaan sesuai urutan tanggal transaksi.

Siklus penyusunan laporan keuangan

Siklus Akuntansi merupakan satu priode dari sebuah pencatatan pembukuan keuangan yang di mulai dari jurnal dan berakhir pada laporan keuangan. Hal itu adalah definisi secara singkat saja. Jadi ketika kita bertanya, bagaimana silkus akuntansi dan bagaimana memulainya, maka penjelasan di atas sudah mampu menjawab pertanyaan tersebut.
Siklus akuntansi jika di lihat dari kegiatannya maka akan di peroleh beberapa poin sebaagai berikut
  1. Pencatatan
  2. Penggolongan
  3. Pengiktisaran
  4. Laporan Keuangan

Penyusunan Laporan Keuangan

Laporan keuangan memiliki empat karakteristik kualitatif, yaitu:
§  Dapat dipahami – informasi yang disampaikan dapat dipahami dan istilah yang digunakan disesuaikan dengan pemahaman pemakai
§  Relevan – informasi yang disajikan di dalam laporan keuangan dapat mempengaruhi keputusan pengguna, sehingga isinya haruslah relevan.
§  Keandalan – informasi yang disusun dalam laporan keuangan bebas dari pengertian yang menyesatkandan kesalahan material
§  Dapat diperbandingkan – laporan keuangan akan berguna apabila bisa dibandingkan dengan laporan keuangan periode sebelumnya
Dalam peyusunan laporan keuangan, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan. Salah satunya adalah komponen yang harus ada pada laporan keuangan itu sendiri.
1.       Neraca – laporan posisi keuangan dari entitas pada suatu tanggal tertentu, biasanya pada akhir tahun.
2.       Laporan rugi laba – laporan hasil operasi sebuah entitas selama periode tertentu, misalnya satu bulan atau satu tahun.
3.       Laporan ekuitas (modal)pemilik – laporan yang menyajikan ikhtisar perubahan yang terjadi dalam ekuitas pemilik pada suatu entitas untuk suatu periode tertentu, misalnya satu bulan atau satu tahun.
4.       Laporan arus kas – laporan yang menggambarkan jumlah kas masuk (penerimaan kas) dan jumlah kas keluar (pengeluaran kas) dalam suatu periode tertentu.

LANGKAH – LANGKAH MENYUSUN LAPORAN KEUANGAN
Penyusunan laporan keuangan harus dilakukan dengan bertahap dan teliti karena nantinya informasi yang disajikan akan dibutuhkan dalam pengambilan keputusan. Langkah-langkah tersebut secara sederhana dapat dilakukan sebagai berikut:
1. Menyusun Neraca Saldo. Neraca saldo adalah suatu daftar rekening-rekening buku besar dengan saldo debet atau kredit. Penyusunan ini dilakukan kalau semua jurnal sudah dibukukan ke dalam masing-masing rekeningnya di buku besar. Karena penyusunannya sebelum adanya ayat jurnal penyesuaian maka neraca ini sering disebut Neraca Saldo sebelum Penyesuaian, dimana informasi yang disajikan dapat digunakan untuk mengecek keseimbangan debet dan kredit dari seluruh rekening di buku besar dan merupakan tahap pertama untuk membuat jurnal penyesuaian dan neraca lajur.
2. Mengumpulkan data yang diperlukan untuk membuat jurnal penyesuaian. Beberapa transaksi mungkin belum tercatat dan masih tidak sesuai dengan keadaan di akhir periode, sehingga data tersebut dikumpulkan untuk membuat jurnal penyesuaian.
3. Menyusun neraca lajur (worksheet). Neraca lajur atau kertas kerja merupakan suatu cara yang memudahkan penyusunan laporan keuangan yang dimulai dari neraca saldo dan disesuaikan dengan data yang diperoleh dari jurnal penyesuaian. Kemudian, saldo yang sudah disesuaikan akan nampak pada kolom neraca saldo disesuaikan dan merupakan saldo-saldo yang akan dilaporkan dalam neraca dan laporan rugi laba.
4. Menyusun laporan keuangan yang terdiri dari laporan rugi laba dan laporan perubahan modal serta laporan-laporan lainnya. Laporan-laporan tersebut dapat disusun langsung di neraca lajur, karena dalam neraca lajur sudah dipisahkan jumlah-jumlah yang dilaporkan dalam neraca atau laporan rugi laba. Kemudian, kedua laporan tersebut diubah bentuknya sehingga dapat dihasilkan neraca dan laporan rugi laba yang lebih mudah dibaca dan dianalisa.
5. Menyesuaikan dan menutup rekening-rekening. Setelah rekening-rekening di dalam buku besar disesuaikan, maka berikutnya adalah membuat jurnal penutupan untuk menutup rekening-rekening nominal ke rekening rugi laba dan memindahkan saldo rugi laba ke rekening laba tidak dibagi. Setelah itu, informasi pada jurnal tersebut dibukukan ke buku besar sesuai dengan rekening-rekening yang bersangkutan.

6. Menyusun Neraca Saldo setelah Penutupan. Untuk mengecek keseimbangan debet dan kredit rekening-rekening yang masih terbuka, maka dibuatlah neraca saldo setelah penutupan yang isinya rekening-rekening real saja, bukan termasuk nominal yang sudah ditutup.

Menghitung PPH 21 dengan Ms Excel

Bagaimana cara menghitung Pajak Penghasilan Pasal 21 atau PPh 21 dengan Excel? Ini merupakan suatu pertanyaan yang akan ditanyakan Wajib Pajak atau orang yang terkena pajak, jika mendapat rekomendasi untuk menghitung PPh 21 terutang dengan bantuan Excel.
Caranya tentu sangat mudah, dengan menggunakan beberapa fungsi dan rumus penghitungan PPh 21 dengan bantuan Excel ini bisa diselesaikan dengan cepat dan tepat. Mari jangan berlama-lama, kita langsung saja kepada prakteknya menghitung PPh 21 terutang.